Sebagai salah satu cabang seni yang
menggunakan suara sebagai media ekspresinya. Musik diwujudkan oleh unsur-unsur
musik. Unsur-unsur tersebut diantaranya :
A.
Nada
Tinggi
rendah suara tiap suku kata tersebut ditentukan oleh tinggi rendahnya nada yang
ditentukan oleh tinggi rendahnya nada yang diwujudkan dalam simbol-simbol yang
disebut not. Nada ditimbulkan oleh adanya bunyi dan bunyi ditimbulkan oleh
adanya sumber bunyi, yaitu hasil getaran dari sebuah benda. Getaran tersebut,
yaitu getaran yang frekuensinya teratur serta memiliki perbandingan jumlah
tertentu dengan frekuensi sumber bunyi lainnya.
Dalam musik terdapat tujuh nada natural (pokok), yaitu nada-nada
c-d-e-f-g-a-b dan oktafnya c’. Agar bisa dibaca atau dinyanyikan sesuai
dengan tinggi rendahnya, maka susunan nada-nada tersebut dilukiskan pada sebuah
paranada, yaitu berupa lima buah garis sejajar dengan ukuran tertentu dengan
ukuran tertentu sebagai media untuk menggambarkan not-not yang merupakan simbol
dari nada-nada tersebut.
Untuk membedakan antara
bunyi yang disebut nada dan yang bukan nada, kita perlu memahami sifat-sifat
nada sebagai berikut.
1)
Tinggi-Rendahnya
Nada
Tinggi rendahnya nada bergantung
pada jumlah getaran (frekuensi) perdetik dari sumber bunyi. Semakin banyak
getaran suatu benda pada setiap detik, maka semakin tinggi nada tersebut dan
semakin sedikit getaran benda pada setiap detik maka nada semakin rendah.
2)
Panjang-pendeknya
Nada
Panjang pendeknya nada tergantung
dari waktu yang dibutuhkan (durasi) untuk melakukan satu getaran dari suatu
sumber bunyi. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu getaran,
maka semakin panjang nada itu.
3)
Keras-lunaknya
Nada
Keras-lunaknya nada (intensitet
nada) tergantung pada lebar simpangan getar (amplitude) suatu sumber bunyi.
Semakin lebar simpang getarnya, maka semakin keras bunyinya.
4)
Warna nada
Warna nada (timbre, tone colour)
tergantung kepada bahan dan jenis sumber bunyinya.
B.
Ritme
Ritme atau irama dalam pengertian yang luas terdapat pada setiap jenis seni,
baik suara, seni tari, seni rupa, maupun seni drama. Secara umum ritme atau
irama didalam seni merupakan pertentangan antara sifat – sifat yang kuat dan
lemah yang selalu berulang silih berganti secara teratur sehingga menimbulkan
kesan atau rasa senang bagi pengamatnya .
Misalnya, didalam seni rupa ritme dapat berbentuk perbedaan antara garis lembut
dan garis kuat, warna yang berbeda-beda secara kontras pada bagian tertentu dan
sebagainya. Dalam seni tari ritme dapat terbentuk dengan adanya perbedaan
lembut dan keras. Dalam seni musik, ritme mengandung dua
pengertian, yaitu pengertian secara umum, dan secara kusus.
Secara umum, ritme adalah silih bergantinya panjang-pendeknya suara,perbedaan
tinggi-rendahnya nada, perbedaan keras-lembutnya suara, dan perbedaan warna
bunyi yang tersusun secara teratur. Pengertian ritme secara khusus adalah
panjang-pendeknya suara yang datang berulan-ulang serta tersusun secara
teratur.
C.
Birama
Birama atau metrum (moat) atau sukat adalah ketukan-ketukan yang
datang berulang-ulang secara teratur dalam waktu yang sama. Penulisan
ulangan-ulangan ketukan antara yang satu dengan yang berikutnya di batasioleh
garis tegak lurus yang disebut garis birama.
Melodi lagu tersebut di tulis dengan bilangan 2/4, artinya dalam setiap birama
ada dua ketukan. Lagu-lagu yang telah kita kenal, misalnya lagu Indonesia Raya
berbirama 4/4, lagu Satu Nusa Satu Bangsa brbirama 4/4, lagu Bungaku berbirama
6/8, dan sebagainya. Perbedaan jenis birama dapat kita bedakana sebagai berikut
:
1). Birama Binair ( genap), yaitu bertekanan
kelipatan dua.
a) Tunggal, misalnya 2/1, 2/2, 2/3, 2/4, 2/8, 2/6.
b) Majemuk, misalnya 4/1, 4/2, 4/3, 4/4, 4/8.
2). Birama Ternair (ganjil)
a) Tunggal, misalnya misalnya 3/1, 3/2, 3/4, 3/8, 3/16.
b) Majemuk, misalnya 6/2, 6/4, 6/8, 6/16.
3). Birama yang menyimpang dari birama binary dan ternair,
misalnya 5/4, (3/4+2/4) atau (2/4+3/4), 7/4 (3/4+4/4) atau (4/4+3/4).